Mengupas tuntas permasalahan banjir di kota samarinda beserta solusi penanggulangan dan mitigasi

Selasa, 29 November 2016

Samarinda Dikepung Banjir


PERLU KERJA NYATA: Banjir di Samarinda terjadi di mana-mana. Seperti di bawah Flyover Air Hitam, kemarin (28/11). Banjir juga menerjang RSUD AWS dan Ruang Dekan Fakultas Hukum, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.

Banjir di Kota Tepian seperti “penyakit” menahun yang tak sembuh-sembuh. Sudah banyak “resep obat” yang diberikan oleh para pakar, tapi hingga kini bencana itu seperti tanpa solusi. Bahkan Samarinda selama dua hari berturut-turut diterjang banjir. Kemarin (28/11), banjir kian menjadi-jadi.
Hal itu membuat kinerja Pemkot Samarinda menanggulangi banjir patut dipertanyakan. Bukannya titik banjir teratasi, kini banjir malah semakin meluas dan lebih dalam.
Wali Kota Syaharie Jaang menyampaikan keprihatinannya atas bencana banjir yang kembali menerjang kotanya. Jaang menyebut, banjir yang begitu besar dan hampir menerjang seluruh kawasan Samarinda terjadi karena faktor curah hujan berlangsung lama dengan intensitas tinggi sejak pagi hingga siang.
Dirinya mengaku, sudah berupaya memantau banjir se-Samarinda bersama sejumlah kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). “Kami prihatin. Kami memang ada upaya penyelesaian pada periode sekarang dan mulai dilakukan 2017. Tapi, dengan curah hujan yang tinggi, pasti tidak bisa diselesaikan dengan baik. Hari ini (kemarin) curah hujan cukup tinggi, di mana-mana banjir, bukan hanya di Samarinda,” terang Jaang.
Dikatakan, saat terjadi banjir sudah menginstruksikan Pj sekkot, camat, hingga lurah untuk memantau langsung kondisi banjir. Termasuk peristiwa longsor yang terjadi pada malam sebelumnya, Minggu (27/11).
“Saya sudah kerahkan bantuan di lapangan. Ada Dishub (Dinas Perhubungan) untuk membantu kelancaran lalu lintas, ada juga BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) yang mengerahkan perahu karet. Mereka bantu evakuasi dan sebagainya, kalau menghilangkan banjir yang enggak mungkin,” terangnya, setelah memantau titik-titik banjir se-Samarinda melalui smartphone.
Ketua Komisi III DPRD Samarinda Adi Gustiawarman menuturkan, peristiwa banjir besar yang terus terjadi di Kota Tepian patut menjadi kritik pedas atas kinerja Pemkot Samarinda selama ini.
Ratusan miliar uang rakyat melalui APBD yang dianggarkan tidak membuahkan hasil. Bahkan, jika diamati kondisi banjir semakin parah. Daerah yang sebelumnya tidak tergenang banjir malah masuk daftar titik genangan baru. “Ini bukti pemkot enggak ada kerjanya. Duit yang dianggarkan tidak ada hasil signifikan, enggak bisa dinikmati manfaatnya. Itu banjir pasti semakin parah ketika musim hujan begini,” ucap politikus Partai Golkar tersebut.
Dia mencontohkan, salah satu titik banjir yang dikerjakan, yakni di kawasan Air Hitam dengan pembangunan polder. Sempat teratasi, namun setelah pembangunan Flyover Air Hitam, fungsi polder tampak hilang. Sudah tidak bisa mengatasi banjir di kawasan Air Hitam. “Sudah sempat teratasi, tapi karena penanganan asal-asalan enggak dievaluasi, drainase yang ada di Flyover Air Hitam tidak bekerja. Banjirnya dalam, motor saja tenggelam,” kecewa dia.
Dia menegaskan, kinerja pemkot mesti dievaluasi. Penangan banjir selama ini dengan menelan anggaran yang begitu besar tidak berdampak maksimal. Bahkan nyaris tidak ada hasilnya.
“Ini wali kota malah prihatin. Kalau wali kota saja prihatin apalagi warganya pasti menderita. Janji, visi, dan misinya saat maju direalisasikan, kalau dalih sulit anggaran itu dipakai tidak masuk akal, ada cara untuk menyiasatinya,” sebutnya.



Source By : PROKAL.CO, SAMARINDA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About Us

Recent

Random